Monday, December 14, 2009

{ Hikmah } Ukhti, Aku Iri Padamu

inna ilaihi ro'jiun tlh berpulang ke Rahmatullah Ukhti Umi Siti Masyitoh, kader rw 09 (selapa polri), senin 14/12/2009. smg khusnul khotimah.amin.

Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel pribadi, tepat pukul 09.00 wib.

Saat itu pekerjaan beranjak meningkat. Awalnya saya mengabaikan karena saya tidak mengenal almarhumah. Hingga akhirnya saya pun mengirimkan pesan singkat kepada teman yang memberikan kabar dan menanyakan kebenaran berita tersebut kepada salah seorang kawan yang sedang berkunjung. Teman saya pun tidak mengenalnya. Awalnya saya ragu untuk datang takziyah, karena teman yang mengirimkan sms ingin datang saya pun menguatkan diri ikut takziyah. Biar bagaimanapun beliau saudari saya.

Waktu terus beranjak dengan cepat, adzan dzuhur sebentar lagi berkumandang.

Alhamdulillah saya pun tiba sebelum jenazah di makamkan. Ba'da sholat dzuhur pelayat pun datang berduyun-duyun ke tempat duka. Sesosok tubuh kini terbujur kaku di atas sebuah dipan (tempat tidur terbuat dari kayu.red). Hanya sehelai kain menutupi tubuhnya. Ya Robb... saya membayangkan kalau diri ini yang ada disana. Beliau tertidur dengan tenangnya. Tepat berada disamping dipan seorang ibu membacakan surat yasin. Dengan nada yang tenang, sesekali si ibu berhenti untuk menyeka setitik air mata yang ada di sudut matanya. Ah..bu.. anak mu kini bahagia..Allah begitu menyayanginya.

Duduk ku bersimpuh di samping dipan bersama pelayat yang lain, ingin rasanya tangan ini membuka selendang berwarna putih yang menutupi wajahnya. Tapi saya mengurungkan hingga akhirnya salah seorang dari pelayat mungkin kerabat dari almarhumah meminta izin untuk membukanya. Bersih dan putih. Saya pikir jenazah sudah dimandikan ternyata ketika saya tanya kepada salah seorang ibu, beliau menjawab " Belum neng, ummi belum dimandikan." Subhanallah..Dan sekelebat tercium bau harum dari jenazah tersebut. Entah penciuman saya yang bermasalah atau hanya perasaan saja, tetapi ternyata semua pelayat pun mencium bau harum. Tak ada pesan yang almarhumah sampaikan. Hanya permohonan maaf untuk ibunda tercinta yang keluar dari mulutnya...

Saya kembali teringat dengan salah seorang mujahidah yang begitu semangat dalam berdakwah. Ketika beliau wafat, begitu banyak yang datang untuk ikut mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhirnya. Selain itu hal serupa pun terjadi disana, harum tubuhnya dan tak ada sedikitpun bekas luka kecelakaan yang ada di tubuhnya. Robbana begitu besar kuasa Mu.


Ukhti aku iri padamu..

Mati dalam keadaan tersenyum dan penghambaan kepada Tuhan mu...

Jannah Nya menunggu kalian disana...

Ya Allah, ampuni kami.


Ciputat, 15 Desember 2009

No comments: